Totally Honour Victory?? mungkin ini adalah judul yang cocok untuk Underground Drag Race IV ini.. kenapa? karena ini sebuah kekecewaan dan hasil peras keringat yang tak lagi dihargai..
Sore itu dikala saya dan teman2 tentu saja dengan genk Coro, genk atau kelompok kecil kami, kelompok ingusan dan tak diperhatikan layaknya hewan coro (kecoak). mempersiapkan motor untuk menerima ajakan dari mas Andi (Kendo Kenceng) untuk beradu kecepatan dengan ninja rangka Hijaunya.
Masih diselimuti pikiran yang tak jelas.. prospek yang tak lagi cerah.. dan harapan yang semakin rapuh.. karena kondisi motor kami Ninja Biru tentu saja (Ninjane mas Bunt Bunt) yang semakin tak jelas jati dirinya, Memang kondisi dari motor mas Bunt2 sangat dipertanyakan.. ini dikarenakan beberapa hari yang lalu motor mas Bunt2 bahkan tak bisa jalan melebihi kecepatan 20 km/jam, mungkin karena sering digunakan untuk harian dan tak pernah cek mesin..
Dengan kepala pusing, muka pucat, badan loyo, lemes, duit tipis, rokok pun habis.. namun masih ada harapan dan semangat yang tentu saja karena dukungan dan semangat kebersamaan dari kami sekumpulan anak ingusan dari desa pedalaman selatan Bantul..
Dengan modal keterbatasan, dan dengan dana kemiskinan. kami pun mengambil sebuah keputusan untuk mancari jalan keluar yaitu dengan "BERHUTANG" alias pinjam uang sana sini. al hasil setelah mendapat dana yang tentu saja sangan minimalis dan tidak mencukupi.. namun karena kebersamaan, kerelaan, dan kekompakan dari teman Coro semua itu teratasi sudah.. dan motor kami motor Genk Coro Ninja Biru mas Bunt Bunt akhirnya dapat menunjukkan jati dirinya "Back From The Death".
3 hari 3 malam tanpa tidur tanpa makan (ngapusi nek iki) persiapan dari utak utik, ngisik isik, nyeting dan persiapan2 lain telah dilakukan. dan akhirnya tiba di hari pertarungan.
Malam itu kami kurang lebih 20 orang telah bersiap untuk menuju medan pertempuran yaitu di Ring Road Barat kawasan kampus UMY Yogyakarta. Malam yang dingin dan sedikit guyuran air dari langit tak mematahkan semangat kami. Dikala dilanda krisis kami pun rela mengumpulkan uang yang kami punya untuk membuktikan sebuah kejantanan, keberanian, dan tentu saja kecepatan. Dan setelah semua beres, kami pun berangkat. dengan beberapa montor dan sebuah mobil pick up kami pun memecah keheningan jalan malam yang sangat sepi. Hawa dingin yang menusuk kulit kami tak terasa karena telah kami kalahkan dengan didihan dari darah semangat kami.. guyuran air berkah ilahi pun kami tepis dengan mantel kepercayaan diri.
Namun sebuah kejadian yang tak diinginkan pun terjadi.. mobil pickup kami diberhentikan oleh 3 orang berseragam (atau disebut juga polisi), kamipun dilontari dengan berbagai pertanyaan seperti layaknya artis tenar yang dikejar wartawan. namun tak disangka dan tak terkira.. Bapak2 Polisi tadi hanyalah memeringatkan untuk membuka mantel penutup montor Ninja Biru (dikira maling kali ya, maklumlah pak kami hanyalah sekumpulan orang2 desa dengan tampang yang nyemumuh..) bahkan beberapa teman kami masih saja bingung berada di kawasan UMY ( kidul muni wetan maksudnya arah selatan dikira arah timur :D ) harap maklum... sekali lagi kami hanya orang desa yang nyemumuh.
Dan akhirnya sampailah di Medan Tempur, Jalan lurus panjang dan lebar serta sepi dan cuaca yang sangat mendukung meningkatkan semangat serta harapan kami.
Dan Disinilah Awal dari Cerita yang sesungguhnya.. cerita mengenai Kejantanan, Sportifitas, dan Pengkhinatan...
Ninja Biru dan Ninja Rangka Hijau (Kendo Kenceng) telah menempati posisi masing2 dan bersiap untuk diluncurkan.. dengan ciri khas Underground Drag Race colong colongan Start pun terjadi dan memakan waktu yang cukup lama tetusaja.. Hingga beberapa menit kemudian Start pun jadi!! dan Ucul!!!!!! Posisi start dan kedua Motor Ninja tersebut dapat lepas (Ucul istilah kami dengan bersama). Namun Start yang mulus bagi mas Bunt2 (genk Coro Ninja Biru) dan hampir bertabrakan dengan Ninja Rangka Hijau Mas Andi (Kendo Kenceng) namun karena keberanian dari mas Bunt2 maka Ninja Biru Genk Coro pun tak terkejar dan sampai finish dengan jarak yang cukup jauh dari lawan.
Disinilah dimulai sebuah ketidak jantanan dan pengkhianatan! Ninja Kendo Kenceng yang tertinggal dan kalah tidak mau menyerahkan Uang Taruhan, uang hasil jerih payah dan usaha kami. dan akhirnya kami sekumpulan anak desa dan ingusan pulang dengan tangan hampa dan segudang kekecewaan. Inikah Kendo Kenceng? sebuah club yang memiliki nama?? inikah kejantantanan dan sportifitas dari mereka Kendo Kenceng???
Brerbagai kata muncul dari mulut kami.. kata2 pemompa semangat, sumpah serapah, pengejekan, dan tentu saja Penghuni kebun binatang pun turut serta ambil bagian kedalam kata dan suara kami.
Saya sendiri tak habis pikir Club Kendo Kenceng bisa berbuat demikian.. mungkin ini sebuah usulan dari saya pribadi dan dari semua teman2 kami yaitu untuk tim Kendo Kenceng.. mungkin lebih bagus, lebih cocok, dan lebih trendy tentunya.. lebih baik ganti saja nama Kendo Kenceng menjadi Kendo Kabeh... sangat pas dan trendy..
bagai mana komentar anda??
2 komentar:
hlah, udah kalah kok nggak mau bayar taruhan
gimana sih x(
kalah gimana to mas??
lha wong jelas motornya fiis duluan kok dibilang kalah :|
Posting Komentar